Architecture UNSRI Goes to Japan?! (2018)




Study tour ke Jepang? Yakin boleh?

Itu adalah pertanyaan yang timbul pertama kali ketika diajakin untuk menjadi salah satu pembimbing study tour di tempat kerja. (Kalo disana istilah yang biasa dipakai itu KKL atau Kuliah Kerja Lapangan).

Kenapa bertanya begitu? karena dulu trauma mendalam waktu kuliah S1 saya merasakan sendiri bagaimana konsekuensi karena terlalu kreatif dengan tujuan KKL. Yang lain ke Jawa dan Bali, saya dan beberapa teman malah misah pergi ke Singapura. Akibatnya? Dimusuhin dosen dan sekongkolannya. Hahaha kalo diinget kocaque. Yah, pada saat itu kan KKL belum wajib dan mata kuliahnya tidak ada SKS nya, yang dimana otomatis tidak ada nilai, dan kebebasan berpartisipasi adalah hak setiap individu. Jadi kalau orang gamau ikut jangan butthurt!

Akomodasi dan lain hal sudah dipersiapkan jauh hari sebelum hari keberangkatan melalu bebeberapa kali rapat anggota tour. Perjalanan kali ini saya perginya terpisah sendiri dari rombongan karena ada tugas negara yang tidak bisa ditinggalkan. Jadi nyusul sehari setelahnya. Pas minta izin juga ditanya mo kemana? Saya jawab aja mau ke Jepang. Eh bales nanya lagi ga bisa diundur aja? Ya kali boarding pass udah ditangan, situ mau beliin tiket gantinya? ☺

Pada saat itu saya memilih menggunakan maskapai penerbangan Air Asia rute Jakarta - Tokyo yang untungnya pada saat itu merupakan kloter terakhir, karena beberapa bulan kedepannya rute ini tidak ada lagi. Kocek yang dirogoh juga lumayan hemat mengingat kita tidak mendapat free makan dan minum serta entertainment selama berada didalam pesawat.

Waktu perjalanan yang ditempuh kurang lebih 7 jam. Menggunakan Visa Waiver atau free keluar masuk Japan bagi yang memiliki e-Paspor, rasanya plong banget ketika ditanya di imigrasi Jepang tidak seribet ketika menggunakan visa biasa.

Setiba di Bandara Narita, saya langsung mencari free wifi untuk menghubungi ketua rombongan dan menentukan meeting point dimana. Pada saat itu rombongan sedang berada di area Shinagawa. 

Bermodalkan pengalaman ke Jepang di tahun 2016 silam, setidaknya saya sedikit memahami rute line kereta warna apa yang harus dinaiki. Setelah membeli tiket dan duduk manis di gerbong kereta sambil mempelajari google maps, saya merasa beruntung akhirnya bisa kembali lagi ke negara impian para otaku ini dengan misi sebagain dosen pembimbing yang membawa mahasiswa Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya Angkatan 2016 ini untuk Study Tour.

Para peserta Study Tour Jepang mahasiwa/i Arsitektur Unsri angkatan 2016

--------------------------------------------------------------------------

DAY 1
Pameran Arsitektur

Karena disini kita membawa mahasiswa untuk study tour, sudah pasti ada agenda yang berhubungan dengan sesuatu yang menambah ilmu dong, khususnya di bidang arsitektur. Sudah tidak dipungkiri lagi banyak arsitek ternama berasal dari Jepang, dan terdapat beberapa venue exhibition khusus untuk menunjukkan karya - karya mereka. Maka dari itu, kita memutuskan untuk mengunjungi beberapa tempat. Di tiap tempat ini mahasiswa diwajibkan untuk membuat catatan penting yang nantinya akan dibukukan sebagai laporan study tour yang akan dinilai oleh para dosen.



---
Odaiba

Selama seminggu kedepan kita akan berpindah - pindah tempat dengan menggunakan moda transportasi massal seperti subway dan bus. 

Perjalanan sore ini dilanjutkan menuju ke Odaiba. Sebuah area ultra modern di Teluk Tokyo, distrik Odaiba adalah tempat tujuan Anda untuk berlayar, berbelanja, dan bersenang-senang di tepi pantai secara umum. Pulau yang dibangun di Teluk Tokyo ini awalnya dibuat oleh Keshogunan Edo (1603-1867) untuk melindungi Tokyo dari ancaman serangan laut. Saat ini, tempat ini melayani tujuan yang sangat berbeda — sebagai pusat hiburan semilir dengan atraksi untuk seluruh keluarga. Sisihkan satu hari penuh untuk kenikmatan maksimal. (Source)

Di Teluk Tokyo ini terdapat patung Gundam raksasa. Kemari dengan niat mau sombong sama adek yang hobi ngoleksi Gundam. Alhasil dia nitip oleh-oleh Gundam di Akihabara.

 

---
Shibuya Cross

Setelah puas melihat Gundam raksasa di Odaiba, kami lanjutkan perjalanan hari ini menuju Shibuya Cross. Yang belum terbayang Shibuya Cross itu seperti apa, jadi di Shibuya ini ada sebuah persimpangan yang sangat tersohor, dimana sangat ramai manusia menyebrang dengan dikelilingi departemen store dan toko-toko disekitarnya. Tak jauh dari situ terdapat juga patung Akita Inu yang amat terkenal yaitu Hachiko yang berbalut cerita pilu dan tidak akan pernah terlupakan ketika kita mengetahui ceritanya.


Potret artistik dari persimpangan ikonik Shibuya terus ditampilkan di halaman majalah mode dan perjalanan global. Persimpangan yang ramai, namun terorganisir secara ajaib telah menjadi simbol dinamisme Tokyo dan mewakili Shibuya. Bergabunglah dengan orang banyak saat mereka menyeberang ke beberapa jalan di penjuru Shibuya untuk berbelanja dan nongkrong di kafe, bar, dan restoran trendi. Habiskan waktu untuk mengagumi pemandangan seni yang sangat independen di area ini, atau cukup kunjungi untuk merasakan jantung kota Tokyo yang berdebar kencang. (Source)






---
Hostel 1

Setelah lelah berjalan di sekitara Shibuya sambil menikmati makan malam, dengan perut terisi kenyang kami kembali menuju ke Hostel. Jadi selama di Jepang ini kami menginapnya selalu di hostel mengingat budget yang terbatas dan juga keinginan untuk mendapatkan pengalaman tidur di hostel Jepang yang pada umumnya hanya disediakan satu tempat tidur (bertingkat) untuk satu tamu. Dengan kamar mandi komunal (kadang gabung antara perempuan dan laki) serta dapur bersama yang dimana kami manfaatkan untuk memasak makanan instan yang kami bawa. tetapi di malam pertama ini kami menyewa satu buah apartemen yang berisikan 3 kamar, satu kamar mandi, 1 toilet, dan satu dapur, tentu saja dengan ukuran mikro. Tetapi jujur, ini merupakan penginapan ternyaman kami selama di Jepang karena tidak terlalu tercampur dengan orang lain.


--------------------------------------------------------------------------
DAY 2

Asakusa

Asakusa — area yang berpusat di sekitar Kuil Sensoji dengan Kaminarimon atau "Thunder Gate" dan jalan Nakamise — dikelilingi oleh air yang kaya akan tradisi. Turis dapat menikmati pemandangan tepian sungai, naik perahu untuk pesiar tepi sungai, atau berjalan-jalan di jalan-jalan tradisional yang dipenuhi dengan kios dan toko suvenir otentik yang menjual barang-barang khas Jepang. Kunjungi Asakusa untuk merasakan tradisi, seni, dan kerajinan Jepang yang sebenarnya, dan bawa pulang sedikit souvenir bersama Anda. (source)

Sensoji Temple


Disini beli yang ucul-ucul buat souvenir.








---
Ueno

Setelah puas keliling di Asakusa, kamipun lanjut ke Ueno menggunakan subway. Terdapat beberapa spot menarik di Ueno ini seperti; Ueno Park, Kebun Binatang Ueno, Shinobazu no Ike Bentendo (Kuil yang terletak di tengah kolam), dan pusat perbelanjaan Ameyoko.

Berjalan kaki singkat dari pusat transportasi yang ramai di Stasiun Ueno dan temukan diri Anda di surga budaya dan rekreasi. Taman luas yang berada di sebelah stasiun menampung banyak museum, kolam berperahu besar, kuil dengan pagoda, dan kebun binatang besar — rumah bagi maskot dua warna daerah itu, panda. Taman ini menjadi fokus perhatian di bulan April karena banyak pohon sakura yang bermekaran. (Source)

Ikuti kereta Jalur Yamanote menuju Stasiun Okachimachi yang berdekatan untuk menemukan Ameyoko — pusat perbelanjaan yang ramai yang  menjual segala sesuatu mulai dari pakaian, rempah-rempah, kosmetik dan ikan segar. Jadi inget ketika ke Jepang 2016 silam, ke Ameyoko ini juga dan beli waffle, jadinya beli lagi deh waffle disini.








---
Akihabara

For sure, Japan is located in the future! 

Sorenya setelah dari Ueno kita lanjutkan perjalanan ke area yang sangat terkenal yaitu Akihabara. Yang ngakunya suka anime, game, atau kartun jepang, wajib hukumnya ke Akihabara. Ini kali kedua saya ke Akihabara dna masih terkesima dengan gemerlap lampu dan reklame yang terdapat diseluruh gedung yang sbegain besar merupakan pusat perbelanjaan yang berhubungan dengan anime dan game jepang. 


Berawal dari pusat aktivitas pasar gelap (black market) pasca perang, Akihabara kemudian menjadi tempat pameran teknologi Jepang, yang dipenuhi dengan toko-toko yang menjual segala jenis elektronik dan IT. Baru-baru ini, kota ini juga menjadi rumah budaya bagi para penggemar game, manga, dan anime — para Otaku. Daerah ini adalah pusatnya untuk pemuja subkultur Jepang dengan idola pop dan cosplayer. Telusuri jalan Akihabara untuk merasakan pengalaman budaya yang unik. Cuaca yang hujan dikala itu tidak mengurungkan niat kami untuk berkeliling area ini hingga kaki tak sanggup lagi melangkah.






Saatnya mencari oleh-oleh Gundam untuk adek yang sudah berpesan dari jauh-jauh hari. Bingung disini milihnya dimana. Mana yang dia mau lagi out of stock pula wkwk!




---
Hostel 2

Lelah bermain di Akihabara, kami pun menuju hostel. Kali ini penginapan kami berskala lebih mikro dari yang sebelumnya. Saya tidur di kabin nomor 420. Sementara kabin lain diisi tamu yang tidak saya kenal. Ruang gerak kecil sekali, jadi bagi kalian yang memiliki phobia akan ruang sempit tidak disarankan untuk menginap di hostel model begini. Kalau saya sih tidur saja apalagi kaki sudah pegal berkeliling Tokyo. Oyasuminasai!


--------------------------------------------------------------------------
DAY 3

The Shumida Hokusai Museum

Museum ini didedikasikan untuk seniman terkenal Katsushika Hokusai. Dibuka pada tahun 2016 di Kota Sumida, tempat Hokusai lahir dan menghabiskan sebagian besar hidupnya. Seni Hokusai dalam gaya ukiyo-e, genre seni Jepang yang diterjemahkan menjadi "gambar dunia mengambang". Cetakan dan lukisan balok kayu ini berfokus pada aspek budaya Jepang yang berbeda. Hokusai paling terkenal karena karyanya yang dikenal sebagai "Under the Wave off Kanagawa," dari serial "Thirty-Six Views of Mount Fuji." (source)


Museum ini berisi pameran permanen yang menampilkan replika seni Hokusai resolusi tinggi dengan panel sentuh dan informasi multibahasa tentang kehidupan dan karyanya. Seni asli Hokusai dapat dilihat di pameran perencanaan khusus museum yang berubah sepanjang tahun. Museum empat lantai itu sendiri merupakan sebuah karya seni, contoh luar biasa dari arsitektur modern yang dirancang oleh arsitek Jepang terkenal Sejima Kazuyo. 



---
National Museum of Western Art. Tokyo

Dirancang oleh arsitek terkenal Le Corbusier, museum ini adalah satu-satunya museum di Tokyo yang secara eksklusif berfokus pada seniman barat, dan menawarkan karya-karya artis terkenal seperti: Monet, Renoir, Cezanne, Rubens, dan Van Gogh. Sementara seni saja sudah cukup mengesankan, arsitektur dan halaman luar museum sangat menakjubkan.




Dibuka pada tahun 1959 dan Le Corbusier adalah arsitek yang tepat untuk mendesain bangunan, dan struktur beton yang mencolok ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada Juli 2016. Museum terletak di Taman Ueno. Pertimbangkan untuk menghabiskan satu atau dua jam menjelajahi museum, lalu pergi ke atraksi taman tetangga, yang meliputi Kebun Binatang Ueno, Museum Nasional Tokyo, dan Museum Kerajaan Ueno. (source)
---
Tokyo Station

Fasad bata merah dari Stasiun Tokyo yang klasik nan indah adalah salah satu bagian arsitektur kota yang paling mencolok, terutama dengan kaca dan baja gedung pencakar langit di sekitarnya. Di belakangnya terdapat salah satu pusat transportasi utama kota, menghubungkan bebragai wilayah di jepang dengan bullet trainnya yang menuju ke Hakodate di ujung utara dan ke Fukuoka di ujung selatan. (Source)


---
Tokyo Dome

Diapit oleh stasiun Korakuen dan Suidobashi, Tokyo Dome dan atraksi di sekitarnya menarik para pencari sensasi, peminat olahraga, turis, pelajar, dan penggemar musik. Selain menjadi tempat hiburan terbesar di pusat kota, Dome adalah rumah bagi tim bisbol (baseball) paling dicintai di Tokyo, Yomiuri Giants

Di sekitar Dome adalah taman hiburan populer dengan wahana menarik untuk segala usia, Museum Luar Angkasa TeNQ, taman yang indah, kompleks spa yang luas, hotel besar, toko-toko, dan restoran yang sesuai dengan semua anggaran. Aula menarik penonton konser dengan pertunjukan musiknya. Tokyo Dome City adalah tempat yang sangat baik untuk menghibur seluruh keluarga selama sehari. (Source)




--------------------------------------------------------------------------
DAY 4

Shimbashi

Shimbasi station dalah stasiun transfer utama di kawasan Minato, Tokyo, yang terletak 10 menit dari kawasan belanja Ginza.





---
Ginza

Dibangun sejak zaman Edo (1603-1867), Ginza adalah area yang kaya akan sejarah dengan suasana keanggunan yang meyakinkan. Jalan utamanya terdapat beberapa department store asli Tokyo dan toko-toko branded berkelas atas lainnya. Jalan belakang Ginza merupakan tempat berbelanja butik dan bistro kecil nanindah. Alih-alih bertumpu pada reputasinya, Ginza terus berkembang seiring waktu, memberikan budaya modernitas, energi, dan pesona Tokyo kuno.
 


Area Ginza memelihara pemandangan seni selama berabad-abad. Bangunan pertunjukan kabuki khas Jepang — Kabukiza — menyelenggarakan banyak pertunjukan sepanjang tahun, dan galeri serta tokonya menawarkan kesempatan untuk mempelajari lebih dalam tentang bentuk seni tersebut. Galeri Shiseido dan Maison de Hermes yang glamor menampilkan pameran artistik yang menginspirasi. (Source)




---
Heading to Kyoto

Kyoto is Japan in a nutshell. Kota ini adalah jantung budaya dan sejarah Jepang. Kyotoadalah tempat terbaik di seluruh Jepang untuk menikmati kuil tradisional, shrine, taman, geisha, toko, restoran, dan festival. Singkatnya, Kyoto adalah tujuan paling berharga di seluruh Jepang dan harus menjadi yang teratas dalam rencana perjalanan ke Jepang anda. Perjalanan kami menggunakan bus antar kota. Kami mengambil jadwal bus malam agar bisa menginap dalam bus, mengingat lamanya perjalanan yang memakan waktu sekitar 7 jam.


--------------------------------------------------------------------------
DAY 5

Hostel 3

View Depan Hostel tempat kami menginap di Kyoto, model penginapannya sama dengan yang terakhir kami di Tokyo, dapat satu tempat tidur.


---
Fushimi Inari Shrine

Kuil Fushimi-Inari-Taisha adalah Kuil Shinto. Fushimi-Inari adalah gerbang kuil yang tersebar di seluruh gunung di Kyoto Tenggara. Para pelancong rela jauh-jauh kemari hanya untuk melihat sekumpulan shrine (gerbang) yang tersusun rapat membentuk lorong panjang. Ketika berjalan didalamnya kesan megah dan menakjubkan diiringi sekeliling suasana hutan yang lebat yang membuat bulu kuduk merinding. Tidak menyesal mengunjungi tempat ini. (Source)






---
Arashiyama Bamboo Grove

Hutan Bambu Arashiyama adalah salah satu pemandangan terbaik Kyoto. Ketika kita berdiri di tengah batang bambu yang menjulang tinggi kita seperti berada di dunia lain. Jika Anda merencanakan perjalanan ke Kyoto, Anda mungkin pernah melihat gambar Hutan Bambu Arashiyama - bersama dengan terowongan torii di Kuil Fushimi-Inari-Taisha dan Kuil Kinkaku-ji, ini adalah salah satu pemandangan yang paling banyak difoto di kota. Tetapi tidak ada gambar yang dapat menangkap perasaan berdiri di tengah rumpun bambu yang luas ini - semuanya memiliki rasa keanehan yang sangat jelas yang sangat berbeda dengan hutan normal mana pun pada umumnya. (Source)






---
Gion

Di jantung kota Kyoto terletak Gion, distrik paling terkenal dan pusat seni tradisionalnya. Gion adalah distrik hiburan tradisional yang terletak di utara dan selatan Jalan Shijo, dan membentang dari Sungai Kamo-gawa di barat, hingga Kuil Yasaka-jinja di timur.

Belakangan, ketika drama kabuki menjadi populer di ujung barat distrik Gion, bentuk hiburan yang lebih canggih dikembangkan untuk penonton teater, dan hari ini Gion dikenal sebagai distrik geisha paling terkenal di Kyoto. Dikemas dengan bar, restoran, dan kedai teh tradisional, suasana Gion paling nyaman di sore hari, saat lentera dinyalakan dan geisha akan berkeliaran di jalan belakang dalam perjalanan ke tempat pertemuan mereka. Namun, ada banyak juga yang bisa dilihat di sini pada siang hari. Mari kita berjalan-jalan dan menjelajahi tempat suci, kuil, dan situs bersejarah di jalan-jalan Gion yang indah. (Source)




--------------------------------------------------------------------------
DAY 6

---
Ghibli Studio Shop

Walau tidak sempat mengunjungi Ghibli Museum karena lokasinya jauh dan kami tidak punya waktu banyak, saya pun bersikeras untuk ke toko souvenir ini ketika mengetahui ada di Kyoto dan tidak jauh dari hostel kami. Pagi-pagi sekali sebleum menuju ke stasiun bus, saya berkunjung kemari dan membeli beberapa pernak pernik Ghibli.





---
Heading to Osaka 

Osaka adalah wilayah metropolitan terbesar kedua di Jepang setelah Tokyo. Kota ini telah menjadi kekuatan ekonomi di Wilayah Kansai selama berabad-abad. Osaka sebelumnya dikenal sebagai Naniwa. Sebelum Zaman Nara, ketika ibu kota dulu dipindahkan dengan masa pemerintahan setiap kaisar baru, Naniwa pernah menjadi ibu kota Jepang, yang pertama dikenal.

---
Namba Parks 

Dibangun menyerupai ngarai alami, Namba Parks adalah pusat perbelanjaan yang dirancang untuk menjadi tempat istirahat alam di tengah lanskap perkotaan yang luas. Terdapat 120 tenant termasuk bioskop, amfiteater, dan taman (rooftop garden) di puncak gedung.



---
Hostel 4




---
Ebisu Bridge, Dotonbori, Shinsaibashi Shopping Arcade

Merupakan salah satu tujuan wisata paling populer di Osaka, dan jalan ini sejajar dengan kanal Dotonbori. Ini adalah distrik perbelanjaan dan hiburan yang populer dan juga dikenal sebagai tujuan kuliner. Pada malam hari itu diterangi oleh ratusan lampu neon dan tanda mekanik, termasuk tanda Glico Running Man yang terkenal dan tanda kepiting Kani Doraku.




Shinsaibashi Shopping Arcade dan kawasan Shinsaibashi di sekitarnya adalah pusat perbelanjaan utama Osaka. Dengan panjang sekitar 600 m, area ini unik karena menggabungkan jaringan toko ritel dan butik trendi dengan department store mewah dan label mode desainer papan atas.

Menara kastil dikelilingi oleh benteng sekunder, gerbang, menara, dinding batu dan parit yang berukuran raksasa. Taman Nishinomaru, meliputi bekas "benteng barat", adalah taman rumput dengan 600 pohon sakura, rumah teh, bekas Rumah Tamu Osaka, dan pemandangan indah menara kastil dari bawah. 
--------------------------------------------------------------------------
DAY 7

---
Seaside of Cosmosquare


Cosmo Square ini adalah lingkungan walkable dan nyaman ditepian laut. Pemandangan laut yangindah, dari sini orang bisa melihat pelabuhan Osaka dan mereka datang ke sini untuk memancing ataupun jogging. Tempat ini sangat cocok untuk menyaksikan matahari terbit dan terbenam.


Beberapa hari sebelumnya typhoon terjadi di pesisir pantai ini menghasilkan pohon tercabut hingga ke akar, dan bangku taman berserakan.



Di foto ini kesan musim panas di Jepang terasa sekali. Jadi kangen baca bukunya Haruki Murakami atau Banana Yoshimoto.


---
Osaka Temple

Pembangunan Osaka Temple ini dimulai pada tahun 1583 di bekas situs Kuil Ishiyama Honganji. Temple ini adalah kastil terbesar saat itu. Setelah pemugaran berlatarkan sejarah, Osaka Temple dibangun kembali oleh Tokugawa Hidetada pada tahun 1620-an, tetapi menara kastil utamanya dihantam petir pada tahun 1665 dan terbakar habis.

Baru pada tahun 1931 rekonstruksi besi-beton menara kastil dibangun kembali. Selama perang bangunan inipun secara ajaib selamat dari serangan udara seluruh kota. Pekerjaan perbaikan besar memberikan kesan glamor baru pada tahun 1997. Menara kastil sekarang sepenuhnya modern di bagian dalam dan bahkan dilengkapi lift untuk aksesibilitas yang lebih mudah. Di dalamnya terdapat museum informatif tentang sejarah kastil dan juga sejarah Jepang.



---
Heading to Tokyo

Kalau nomaden gini enaknya travelling light dengan barang bawaan yang ringan dan memadai!


--------------------------------------------------------------------------
DAY 8

Tokyo Tower

Setiba di Tokyo kembali pada pagi harinya, kami diturunkan tepat dibawah Tokyo Tower. Untuk yang pertama kali ke Jepang, at least melihat Tokyo Tower adalah suatu keharusan. Kami sempat naik ke atas untuk melilhat-lihat dan membeli souvenir.



---
Airport

Saatnya pulang ke tanah air! terima kasih Jepang dan pengalamannya yang tidak terlupakan. Sampai nanti! Sayonara~

--------------------------------------------------------------------------
Bonus foto makanan yang sudah dicicipi selama di Jepang. Matcha nya paling memorable dan tidak bisa ditemukan dibelahan manapun di Palembang. Hiks!






















Di Jepang ini pun banyak ditemukan Cat Cafe dibeberapa sudut di kota-kota besar Jepang. Sayangnya kami tidak sempat dan tidak punya waktu untuk berkunjung. Kalau solo travelling pasti saya akan mampir ke salah satunya seperti saat di Singapore di tahun 2018,



Vlog japan Trip karya mahasiswa arsitektur Unsri!

Comments